Sabtu, 14 Januari 2012

Menikah Denganmu, Sudah Takdirku!


Dulu, ketika dia berjalan ke arahku selepas melintasi pagar renta dan tak tau diri itu, percikan kagum tak dapat ku elak. Dan dapat ku ingat dengan jelas, saat itu juga malaikat cinta yang sok lembut menghantamku, aku babak belur! Mungkin, ini jawaban do’a yang dilayangkan hatiku yang muda. Dan sejak itu aku tahu bahwa aku mencintainya, dan bukan cinta namanya jika tak butuh pengorbanan.

Sejak siang yang terik namun menyejukkan hati itu, aku hampir berkelahi dengan Bryan Adams karena selalu berkunjung ke pikiranku dengan lagunya yang itu itu saja, Everything I Do, I Do It For You. Aku berpikiran apa bule ini nggak punya lagu lain, tapi ternyata yang kudapati, aku cuma tau lagunya yang itu, haa...! Meskipun berkelahi dengan Bryan Adams urung dilaksanakan, aku tetap berkelahi dengan apapun yang jadi penghalang keinginanku tuk bersamanya.

Sekarang, setelah sekian tahun berlalu, dari takdir itu kudapati dua pria kecil yang ketika bangun pai mereka akan berkompromi dan meumuskan sebuah rencana ”Apa yang kita buat hari ini tuk buat ayah uring-uringan?”. Betapa tidak, laptop, handphone, buku-buku, peralatan elektronik, perabot rumah dan semua yang penting-penting bagiku selalu dihancurkan dua bocah yang akan tertawa berguling-guling melihat aku senewen. Tapi, biar bagaimanapun brengseknya dua balita itu, mereka adalah putraku, tak ada cinta yang lebih besar didunia ini selain cintaku pada anak-anakku.

Tapi ternyata ada satu lagi yang menerima link cinta dariku meski kadarnya tak bisa kuprediksi. Dialah takdirku, dan menikah dengannya tak dapat kuhindari.

Barusan, aku mendengar lagi ucapan Mario Teguh, ”Untuk membangun jodoh, sedari awal tuntutlah yang terbaik, setelah menikah terimalah apa adanya”. Enak saja! Aku protes! Aku menuntut yang terbaik sepanjang waktu. Jadilah yang terbaik selama masih menjadi takdirku! Titik!

Dulu aku berkorban dan berkelahi dengan apapun yang menghalangiku. Kini saatnya aku menuntut yang terbaik. Aku punya lembar catatan yang sangat panjang berisi tuntutan dan harapan yang belum dia penuhi.

----------

”Selain menuntut kita juga harus berupaya sekuat tenaga untuk memberi yang terbaik.” Gubrak! Sepenggal kalimat dari temanku yang kuanggap brengsek karena selalu mabuk-mabukan menghantamku.

Tambahan hantaman yang membuatku lunglai adalah sebuah buku yang dihadiahkan istri padaku sebagai kado ulang tahun. Buku yang mampu menilai kadar kelayakan seorang suami. Sekali lagi gubrak!

Kado itu menghantarku ke alam dahulu, disaat keanggunannya melintasi pagar reot kos-kosan. Aku semakin sadar, selama ini aku menuntut terlalu banyak dan aku terlalu sibuk menuntut yang terbaik hingga aku lupa memberi yang terbaik.

Aku juga paham, menikah itu bak membeli tiket sekali jalan, tak ada kata kembali. Meski dia hanyalah takdir yang tak dapat ku hindari, tapi aku menikahinya karena dia cinta yang kupilih. Kini aku sadar, dia, sebagai takdirku, sebagai istriku, punya lembar catatan yang jauh lebih panjang dari milikku. Harapannya yang tak bisa kupenuhi jauh lebih banyak.

Sebab itu, demi anak-anakku, demi dua pria kecil yang setia dengan peran favoritnya, menjadi perancang interior terbaik abad ini, menyulap gubuk reot menjadi sangat berseni, menggeret kursi makan ke halaman, meletakkan panci diteras, menggeser-geser kursi tamu, lemari pakaian dikosongkan agar bebas keluar masuk, koleksi compact disk di ampelas dan kotaknya diletakkan di rak piring, demi dua bocah yang blingsatan sepanjang hari itu, dan tentu saja, demi cintaku, aku berjanji ia akan menerima yang terbaik dariku lebih dari yang ia harapkan.

Isteriku, cintaku padamu tak lagi sepenuh hati, tapi luber, melimpah meluap-luap. Aku menikah denganmu bukan karena ingin didekatmu, tapi aku menikahimu karena aku tak bisa hidup tanpamu.

Kaulah takdir terindah.



Article and Posted by


Tulisan ini kupersembahkan khusus buat istriku.

Kecantikan itu relatif tapi tidak untuk yang satu ini.
Ia, istriku, wanita tercantik di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...